Digital Art

Belajar Fotografi dan Seni desain

Thursday, July 31, 2014

belajar fotografi untuk pemula

Tips FotografiBelajar Fotografi Untuk Pemula, Kali ini saya akan menyajikan konsep dasar cara kerja kamera digital dan istilah-istilah yang umum sering digunakan pada dunia fotografi. Hampir setiap orang dapat memotret dengan mudah, cukup navigasi kamera digital ke mode otomatis, maka abadilah sebuah objek, namun dengan skill dan imajinasi kreatif anda, sebuah obyek dapat bernilai lebih artistik. Jangan biarkan kamera dan lensa yang mengendalikan hasil foto anda, justru anda yang mestinya menghasilkan foto sesuai dengan imajinasi dan keinginan sendiri.

Dengan setidaknya mengenal konsep dasar fotografi dan istilah-istilah yang digunakan dalam dunia fotografi, kita sebagai pemula dapat lebih “nyambung” bicara dan bertukar pikiran mengenai fotografi. Foto yang dihasilkan pun dapat kita kendalikan sesuai imajinasi artistik kita sendiri, bukannya “otomatis.” Jika sudah mengenal dasar-dasarnya.

Pada posting blog ini akan dibahas hal-hal basic, bahkan mekanisme cara kerja sebuah kamera juga akan dipaparkan disini. Dengan bahasa yang lebih firendly, mudah-mudahan anda akan mudah menangkap penjelasan yang umumnya dibahas secara menjelimet. Beberapa pengetahuan pada blog ini merupakan hasil re-write/dikutip dari beberapa website fotografi yang rekomen seperti rumorkamera.com dan juga wikipedia. Selamat membaca!
Cara Kerja Kamera Digital (DSLR)

Dikutip dari rumorkamera.com, kata “fotografi” berasal dari bahasa Perancis berdasarkan kata Yunani yang mana secara harafiah berarti “menggambar dengan cahaya”. Jadi seni pada fotografi pada dasarnya adalah seni melihat dan menyeimbangkan cahaya.

Pertama cahaya harus masuk melalui lensa yang merupakan serangkaian potongan dari kaca cembung cekung. Jika fokus didapat dengan baik maka cahaya akan bertemu pada sensor. Atur sendiri pada objek mana yang akan anda fokuskan dengan pengaturan “MF (Manual Focus)” pada lensa kamera anda.
Cahaya akan melewati Aperture (semacam lubang bukaan yang besarnya bisa diatur) yang ditempatkan di dalam lensa. Pada dasarnya merupakan mekanik pembukaan yang mengontrol seberapa banyak cahaya mencapai sensor.
Untuk kamera jenis DSLR, sebelum menyentuh sensor, cahaya akan terpantul melalui Mirror (cermin) dan masuk ke prisma untuk diteruskan ke eyepiece dan mata pengguna. Untuk jenis kamera mirrorless, cahaya langsung menyentuh sensor dan obyek ditampilkan di LCD.


Shutter terletak di dalam body kamera tepat di depan sensor. Shutter berfungsi sebagai mekanika dalam menentukan /mengontrol berapa lama sensor terkena cahaya.
Sensor adalah piringan persegi yang sangat sensitif di mana cahaya diserap, diubah menjadi informasi digital berupa pixel warna yang membentuk sebuah gambar/foto.



Aperture (Bukaan)





Aperture adalah – bukaan lensa, terletak di dalam lensa dan dapat kita kendalikan seberapa besar bukaan ini terbuka yang akan menyebabkan banyaknya cahaya yang bisa melewati lensa menuju sensor. Aperture (bukaan) yang besar memungkinkan banyak cahaya lewat dan sebaliknya bukaan yang kecil membuat cahaya sedikit. Keahlian mengendalikan Aperture dapat membuat kita menghasilkan gambar, misalnya pada kondisi cahaya yang terang kita memakai bukaan/aperture yang besar maka gambar akan tertalu terang, begitu juga sebaliknya.


Mengetahui bagaimana aperture mempengaruhi foto adalah salah satu bagian yang paling penting dari fotografi, yang antara lain mempengaruhi :
Jumlah cahaya
Depth of field
Kecepatan lensa
Ketajaman gambar
Vignetting


Angka F adalah nomor matematika yang mengekspresikan diameter aperture, merupakan bagian penting dari memahami bagaimana aperture dan eksposur bekerja. Semua angka F memiliki notasi yang umum, misalnya f/5.6 atau f/2.8. Ada beberapa jumlah set angka F yang digunakan dalam fotografi , ada beberapa skala yang berbeda tetapi “standar” skala angka F full-stop adalah:
f / 1.4 (bukaan terbesar, sebenarnya ada juga f / 1 yang lebih besar)
f / 2
f / 2.8
f / 4
f / 5.6
f / 8
f / 11
f / 16
f / 22 (bukaan terkecil)


Ini dikenal sebagai angka F full-stop. Jika Anda menurunkan angka F satu full-stop misal f / 4 ke f/2.8, artinya jumlah cahaya yang melewati akan dua kali lipat lebih banyak. Jika Anda meningkatkan angka F satu full-stop, seperti f /5.6 ke f / 8, maka hanya setengah jumlah cahaya yang akan mencapai sensor.

Ada beberapa angka F antara dari angka full-stop di atas tergantung pada apa skala sedang digunakan. Yang paling umum adalah skala 1/3 , yang berarti bahwa setiap langkah ketiga adalah full -stop , sehingga memberikan Anda dua pengaturan antara dari setiap full-stop. Misalnya antara f / 8 dan f /11 kita bisa set f / 9 dan f /10.
Shutter (Rana)





Shutter atau rana adalah – mekanisme yang mengontrol berapa lama sensor terkena cahaya. Semakin lama shutter membuka lebih banyak cahaya dapat ditangkap oleh sensor.

Shutter berbentuk seperti bilah yang dapat membuka dan menutup dengan cepat, tetapi lama waktu membukannya bisa diatur dinamakan dengan shutter speed, shutter speed inilah yang dapat dimainkan untuk mendapatkan gambar yang lebih menarik.

Shutter speed tinggi akan menghasilkan objek freeze/tidak bergerak dan kecepatan rana lambat akan menangkap gerakan dari obyek bergerak (gambar menjadi blur). Ada skala stop untuk kecepatan rana seperti pada aperture, contoh di bawah ini adalah satufull-stop (dalam detik/second) :

1/16000, 1/8000, 1/4000, 1/2000, 1/1000, 1/500, 1/250, 1/125, 1/60, 1/30, 1/15, 1/8, 1/4, 1/2, 1, 2, 4, 8, 16


Dan seperti halnya dengan aperture, shutter speed pada umumnya juga bisa memiliki 1/3 skala, memberikan dua langkah di antara setiap full-stop. Misalnya antara 1/60 dan 1/125 bisa menggunakan 1/80 dan 1/100.


Dua faktor utama yang mengendalikan eksposur adalah shutter speed dan aperture. Saat ini juga sudah berkembang hingga kini bernama electronic shutter – dimana tidak lagi melibatkan mekanisme bilah yang membuka dan menutup, tetapi sepenuhnya rekayasa elektronik.
ISO

Kecepatan ISO adalah – Ukuran kecepatan film atau sensitivitas terhadap cahaya. Dengan kamera digital ISO mempengaruhi sensor. Sebuah kecepatan ISO rendah membutuhkan waktu lama untuk pencahayaan, kecepatan ISO tinggi memerlukan waktu sedikit untuk memberikan exposure yang sama.

Satu langkah dalam ISO sama dengan satu full-stop. Pada ISO tidak ditemukan skala 1/3. Berikut adalah kecepatan ISO yang paling umum.


ISO 50 100 200 400 800 1600 3200 6400 12800 25600





Pada film 35mm, film dengan kecepatan ISO tinggi memiliki lebih banyak buliran – tetapi sensor modern kini tidak lagi menggunakan mekanisme yang sama. Sehingga sensor digital menciptakan noise. Noise digital tidak terlihat baik seperti pada butiran film. Terlihat contoh di atas, high ISO membuat gambar noise yang mengganggu.

Memakai IOS serendah mungkin akan menghasilkan gambar yang lebih jernih, maka selalu gunakan nomor ISO rendah tetapi jika Anda di dalam ruangan dengan cahaya rendah atau kondisi lain ketika Anda menemukan kombinasi aperture / shutter tidak cukup. Maka kecepatan ISO bisa diperbesar.


Sekian tutorial belajar fotografi untuk pemula. Semoga bermanfaat.


No comments: