Digital Art

Belajar Fotografi dan Seni desain

Sunday, August 03, 2014

Teknik Fotografi – Diafragma dan Shutter Speed

Teknik dasar fotografi kita lanjutkan dengan mengenal diafragma dan rana, atau aperture dan speed, atau biasanya disebut juga “bukaan dan speed”.

Ada 2 komponen penting dalam fotografi, diafragma dan rana.
Diafragma/Aperture

Untuk mudahnya kita bayangkan diafragma sebagai lubang yang dapat diatur besar-kecilnya, yang berfungsi untuk mengatur seberapa banyak cahaya yang masuk ke dalam kamera. Anggaplah dia sebagai gerbang pertama masuknya cahaya. Maka yang harus kita lakukan adalah mengatur bukaan diafragma untuk mengendalikan banyaknya cahaya yang masuk.


Photo : Dave Fischer | wikipedia.org

Bukaan diafragma diwakili dengan angka-angka f 1.4, f 1.8, f 2, f 2.8, f 4, f 5.6, f 8, f 11, f 16, f 22, dst.

Yang harus kita pegang adalah,

“Angka kecil menunjukkan bukaan besar, sebaliknya makin besar angka berarti bukaan diafragma makin kecil”.
Apa pengaruh merubah angka diafragma ?



1. Merubah angka diafragma dari f 4 ke 5.6, 8 atau 11 dst, akan mengurangi cahaya yang masuk ke dalam kamera. Sebaliknya jika dari angka besar, katakanlah f 16 kita ubah ke f 11, f 8, f4 dst akan membuka lubang aperture lebih besar yang berarti lebih banyak cahaya yang masuk.



Photo : PiccoloNamek | wikipedia.org

Logikanya, dalam kondisi kurang cahaya akan kita buka selebar-lebarnya diafragma.

2. Bukaan diafragma mempengaruhi deep-of-field atau ruang tajam. Makin lebar diafragma akan mengakibatkan ruang tajam yang makin sempit, sebaliknya makin kecil diafragma (ingat, angka besar!) maka makin dalam ruang tajam yang ditimbulkannya.


“Diafragma lebar, ruang tajam dangkal. Latar depan & belakang blur. Demikian sebaliknya.”

Catatan tambahan : f-stop

Maksud dibalik angka-angka diafragma sebenarnya adalah hasil pembagian diameter aperture dengan panjang fokus.

[ diameter aperture / panjang fokus lensa = 1/x ]

Mengutip contoh di dpreview.com ; … misal, – lebar diameter aperture 25mm di lensa 100mm, mempunyai pengaruh sama dengan diameter 50mm di lensa 200mm. Formulanya 25mm/100mm = 50mm/200mm = 1/4 yang umum tertulis di badan lensa dengan notasi f/4, F4 atau 1:4. Nilai relatif diafragma inilah yang juga dikenal dengan f-stop atau f-number.

Tiap kenaikan angka diafragma akan mengurangi separuh jumlah cahaya yang masuk, untuk itu ukuran diameter aperture dikali dengan faktor perkalian 1.4 (hasil akar kuadrat 2). Ukuran permukaan menjadi separuh lebih kecil tiap kenaikan angka diafragma.

Permukaan aperture akan berkurang 1.4 tiap kenaikan 1 stop. Dengan ini kita tahu turun 1 f-stop dari F4 adalah F5.6 sebagai hasil dari f/4 x 1/1.4 = f/5.6. Turun 1 f-stop berarti berkurangnya separuh cahaya yang masuk ke kamera, berapapun panjang lensa yang kita pakai.

Rana/Shutter


slow shutter / long exposure | photo : dyudo

Sebelum cahaya terekam di sensor, masih ada 1 gerbang terakhir yang harus dilewati. Shutter atau rana, untuk mudahnya kita deskripsikan sebagai sebuah tirai yang melindungi permukaan sensor. Bila tirai ini dibuka, maka sensor akan terpapar cahaya yang masuk ke dalam kamera, dan terjadilah proses perekaman imaji.

Shutter dinyatakan dengan satuan waktu (detik/second) misalnya 30, 1, 1/2, 1/8, 1/15, 1/30, 1/60, 1/125, 1/250, 1/500, 1/1000, 1/2000, 1/4000 dst. Angka-angka ini menunjukkan berapa lama shutter terbuka untuk merekam gambar. Singkatnya, makin lama shutter terbuka maka makin banyak cahaya yang masuk sensor, dan sebaliknya.

Dengan shutter speed tinggi kita dapat membekukan gerak (freezing moment). Misalnya gerakan-gerakan berkecepatan tinggi seperti di olahraga, balap mobil, kepakan sayap serangga dll.

“Memadukan diafragma dan shutter speed ini adalah aspek teknis pertama yang perlu dipahami untuk menghasilkan foto yang baik.”


freezing moment | fast shutter speed | photo : dyudo



No comments: